TendaBesar.Com - Jakarta - Konflik kader partai Demikrat yang terlibat dalam percobaan kudeta dengan pengurus yang ingin dikudeta terus memanas dan semakin menarik perhatian.
Awal konflik tersebut bermula dari adanya dugaan keterlibatan istana dalam upaya kudeta pimpinan partai Demokrat yang sah yakni Agus Harimurti Yudoyono (AHY). Kasus itu terkuak pada saat AHY melakukan konferensi pers dengan menyebut adanya keterlibatan dalam istana.
Beberapa saat pasca konferensi pers dilakukan pihak istana, Muldoko mengakui jika dirinya bertemu dengan beberapa kader Demokrat. Pernyataan tersebut seolah mengurai pertanyaan public bahwa pihak istana memang terlibat dalam upaya kudeta AHY.
Kader-kader demokrat yang terindikasi melakukan percobaan kudeta pun akhirnya dipecat baik dari jabatan maupun keanggotaannya. Diantara yang dipecat ialah Marzuki Ali dan Jhoni Alen Marbun.
Pemecahan di kubu partai Demokrat terus memanas dengan adanya upaya Kongres Luar Biasa (KLB) oleh pihak tertuduh.
Hal itu ditanggapi santai oleh Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron yang menilai bahwa pernyataan kubu yang mendukung KLB di media cuma bluffing.
Bahkan Herman menegaskan bahwa Partai Demokrat solid mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Baik dari DPP, DPD maupun DPC, Sehingga tidak ada alasan untuk menggelar KLB
"Bluffing itu selalu disuarakan ke media, tetapi kami DPP, DPD, dan DPC tetap solid," katanya Herman, Rabu (3/3/2021)
Herman juga mengatakan bahwa menggelar KLB itu syaratnya tidak mudah. Untuk bisa mengadakan KLB perlu 2/3 pemilik suara DPD, setengah jumlah DPC dan mendapatkan persetujuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Dalam AD/ART Partai Demokrat, pelaksana KLB itu adalah DPP Partai Demokrat atas permintaan 2/3 pemilik suara DPD, setengah jumlah DPC, dan mendapat persetujuan Ketua Majelis Tinggi Partai," lanjut Herman.
Bahkan lebih jauh Herman meyakini bahwa KLB yang akan digelar oleh mantan kader Demokrat yang notabene telah dipecat tersebut hanya palsu semata. Mereka hanya mengadakan pertemuan kemudian merekaya dan mengklaim seolah itu merupakan KLB.
"Mungkin mereka akan melakukan pertemuan dan diklaim KLB-KLB an. Di tengah banyaknya persoalan bangsa kok banyak tingkah laku yang aneh-aneh, bukannya cari solusi agar negara semakin baik," tutup Herman. (ah/tendabesar)