TendaBesar.Com - Jakarta - Berurusan dengan banjir yang saban hari terus melanda Jakarta membuat Riza Patria Wakil Gubernur DKI geram. Usut punya usust Riza geram lantaran ada pengusaha yang membangun rumah di bantaran kali yang akhirnya menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Riza mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pembongkaran terhadap rumah-rumah yang dibangun di bantaran kali. Rumah permanen tersebut milik perumahan yang dibangun di pinggir sungai.
Salah satunya rumah yang bakal dibongkar adalah rumah di perumahan Melati Residence di Jalan Damai 2 RT 04/RW 012, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan yang menyebabkan banjir dan longsor.
Riza mengungkapkan bahwa ada sejumlah rumah mewah yang memiliki pagar dibangun persis di ujung sungai. Rumah itu bakal menjadi target pemrov DKI untuk melakukan pembongkaran.
"Ini pengusaha, ini orang yang berkecukupan, kok bangun rumah di pinggir sungai atau kali bantaran. Nah, ini yang menurut kami harus ditertibkan. Jadi bukan rumah-rumah masyarakat," kata Riza, Kamis (22/10/2020).
Ketua DPP Partai Gerindra itu menyebutkan bahwa ada larangan terkait bangunan di pinggir sungai. Pemerintah melarang membangun rumah di pinggir sungai karena dapat menyebabkan banjir atau longsor.
"Tidak boleh ada bangunan persis di pinggir kali, apalagi ini perumahan. Beda sama rakyat yang enggak punya uang, enggak bisa beli tanah, yang terpaksa tinggal di bantaran sungai, itu beda," kata Riza dengan raut kesal.
Riza memerintahkan kepada wali kota untuk melakukan pengecekan surat-surat berkaitan administrasi pembangunan seperti IMB, amdal dan lainnya. Sebab dibutuhkan untuk memastikan bahwa rumah tersebut mendapatkan izin atau tidak karena masing masing ada kosekwensinya.
"Saya minta ke wali kota minta di cek dulu izinnya gimana, IMB nya, tinggi sekali, dari kali ke atas itu tinggi. Nanti di cek Pak Wali," papar Riza.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada warga masyarakat agar meningkatan kewaspadaan terkait dengan kemungkinan curah hujan yang berpotensi banjir, juga terkait potensi cuaca ekstrem dalam waktu sepekan mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah merilis informasi dimana saat ini sedang terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).
"Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5 Celcius hingga -1.5 Celcius selama tujuh dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat," ujar Guwanto.
Guswanto mengataan dampak La Nina terhadap iklim cuaca di Indonesia berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah.
Namun demikian Guwanto menyebutkan bahwa dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, trgantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri. (ad/tendabesar)