Redaksi Utuh Surat Terbuka Yang Diduga Menjadi Penyebab Ruslan Buton Ditangkap.


TendaBesar.Com - Jakarta - Seorang eks Anggota TNI yang sangat vokal mengkritik pemerintah dalam hal kebangkitan PKI, Kebebasan TKA China ke Indonesia dan pengelolaan negara yang amburadul, Ruslan Buton, akhirnya diamankan pihak berwajib. Kamis, (28/5/2020) siang.

Penangkapan Ruslan Buton diduga kerena surat terbukanya kepada presiden Jokowi yang viral di media sosial dimana salah satu poin dari isi surat tersebut adalah meminta Presiden Jokowi dengan ikhlas Mundur dari kursi keperesidenan.

Tendabesar mencoba menelusuri jejak surat terbuka Ruslan, namun tidak ditemukan dalam bentuk tulisan melainkan ternyata surat terbuka itu disampaikan dalam bentuk video yang diupload oleh akun youtube DURO misteri.

Bagaimana redaksi utuh dari surat itu, sehingga membuat pihak istana begitu khawatir dengan surat terbuka tersebut dan berujung pada penangkapan sang pengirim surat terbuka?

Ini tendabesar sajikan kepada para pembaca agar bisa menilai, apakah surat ini dapat menciptakan disintegrasi antara anak bangsa atau sebaliknya dapat mempersatukan anak bangsa yang kini tercerai berai oleh dsign politik perpecahan. Inilah redaksi lengkapnya:

"Kepada Yth, 
"Sdr, Ir. Haji Joko Widodo".

"Assalamu'alaikum Wr.Wb". 

"Saya Ruslan Buton mewakili suara seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat prihatin dengan kondisi bangsa saat ini". 

"Di tengah pandemi covid-19, saya melihat tatakelola berbangsa dan bernegara yang begitu sulit dicerna akal sehat untuk dipahami oleh siapapun. Kebijakan-kebijakan saudara selalu melukai dan merugikan kepentingan rakyat bangsa dan negara".

"Yang lebih menghawatirkan lagi, adalah ancaman lepasnya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kami cintai ini". 

"Suka atau tidak suka, di era kepemimpinan saudaralah semua menjadi kacau balau alias amburadul dalam segala hal. Entah karena ketidak mampuan saudara atau bisikan kelompok yang memiliki kepentingan yang saudara tidak pahami atau mungkin karena saudara telah tersandra oleh kepentingan para elit politik". 

"Di sini saya tidak akan memaparkan kebijaka-kebijakan saudara yang lebih banyak merugikan rakyat, bangsa dan negara sebagai bentuk etika komunikasi saya terhadap saudara yang kebetulan menjabat sebagai presiden republik indonesia". 

"Saudara Jokowidodo yang saya hormati". 

"Semua sistem yang berlaku di negeri ini bagaikan benang kusut yang sangat sulit untuk dirajut kembali. Oleh karenanya dengan bahasa yang sangat sederhana ini saya memohon dengan hormat, agar saudara dengan tulus dan ikhlas, secara sadar untuk mengundurkan diri dari jabatan saudara sebagai Presiden Republik Indonesia".  

"Hal ini perlu dlakukan demi kepentingan bangsa untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum kedaulatan negara benar-benar runtuh dan dikuasai asing terutama China komunis. Saya tau ini adalah pilihan sulit, namun merupakan pilihan terbaik". 

"Saudara seorang negarawan yang pastinya ingin membangun negeri ini, namun harus jujur saya katakan, bahwa saudara belum memiliki banyak kemampuan untuk membangun bangsa yang besar ini, berdasarkan amanat Undang Undang Dasar 1945, sehingga terjadilah kebijakan yang menjadi blunder politik yang sangat merugikan rakyat bangsa dan negara". 

"Saudara Jokowidodo". 

"Bahwa solusi terbaik menyelamatkan bangsa dan negara Republik Indonesia hanya ada satu, saudara harus bersikap kesatria dan legowo untuk mundur dari tahta kepresidenan. Namun bila tidak bukan menjadi sebuah kebiscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat, seluruh komponen bangsa, dari berbagai suku, agama, dan ras yang akan menjelma bagaikan sunami dahsyat yang akan meluluh lantakan para penghianat bangsa". 

"Akan bermunculan harimau-harimau, singa-singa, dan srigala-srigala lapar untuk memburu dan memangsa para penghianat bangsa, sesuai amanat undang dasar 45 pasal 1 ayat 2, yang mengatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut undang undang dasar". 

"Saudara Joko Widodo". 

"Lengsernya jendral besar Soeharto bisa menjadi sebuah acuan atau referensi untuk saudara lakukan. Sebagai seorang negarawan, beliau dengan legowo menyatakan mundur dari tahta keperesidenan demi menghindari pertumpahan darah sesama anak bangsa. Dan Saya berharap saudara juga bersikap demikian, sehingga saudara bisa menghindari potensi pertumpahan darah antar sesama anak bangsa. Ketika pertiwi memanggil maka kami akan menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia". 

Kendari 18 Mei 2020. 
Ruslan Buton
Panglima Serdadu Ekstimatra Nusantara

Demikian surat terbuka Buslan Buton yang keseluruhan isinya meerupakan keresahan hati yang dipendam. Barangkali sebagai mantan prajurit yang telah digembleng bagaimana menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, ia melihat ada tanda-tanda yang sedang mengancam keutuhan NKRI yang tidak dilihat oleh kebanyakan pejabat terlebih rakyat jelata seperti kita. (ah/tendabesar)

Lebih baru Lebih lama

Tenda Kisah

Tenda Motivasi

Formulir Kontak